Di tengah tantangan yang semakin kompleks dan penuh ketidakpastian, perusahaan harus memiliki strategi yang mampu menavigasi tantangan dan memanfaatkan peluang dengan bijaksana.
Governance, Risk, and Compliance (GRC) adalah kerangka kerja yang menjadi sangat penting dalam memastikan bahwa organisasi dapat bertahan dan berkembang dalam menghadapi tantangan tersebut.
Artikel ini akan menggali berbagai aspek yang berhubungan dengan GRC pada tahun 2025, termasuk tantangan yang dihadapi, inovasi teknologi yang berperan, serta bagaimana perusahaan dapat mengintegrasikan GRC untuk menciptakan keberlanjutan jangka panjang.
Daftar Isi
7 Tantangan dan Peluang GRC 2025
Perubahan regulasi, ketidakpastian global, dan ancaman baru yang terus muncul memunculkan tantangan bagi perusahaan dalam menerapkan GRC yang efektif.
Namun, di balik tantangan tersebut terdapat berbagai peluang yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk meningkatkan daya saing dan keberlanjutan bisnis mereka. Berikut beberapa uraian tantangan utama yang akan dihadapi perusahaan pada tahun 2025:
- Kompleksitas regulasi yang terus berubah
Salah satu tantangan terbesar dalam implementasi GRC adalah perubahan regulasi yang terus menerus baik di tingkat lokal maupun global. Setiap perubahan regulasi memerlukan penyesuaian dalam kebijakan, proses, dan sistem yang ada. Perusahaan harus memiliki sistem yang fleksibel dan dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan regulasi untuk memastikan kepatuhan dan mengurangi risiko hukum. - Integrasi sistem
Banyak perusahaan mengelola berbagai sistem yang saling terpisah, mulai dari sistem manajemen risiko, kepatuhan, hingga audit. Integrasi sistem yang tidak berjalan dengan baik dapat menyebabkan terjadinya kesalahan, duplikasi data, dan kesulitan dalam pengambilan keputusan. Pengintegrasian seluruh sistem GRC dalam satu platform yang terhubung akan memungkinkan perusahaan untuk memantau dan mengelola risiko secara lebih efektif. - Membangun budaya organisasi yang adaptif
Penerapan GRC yang efektif tidak hanya bergantung pada kebijakan dan teknologi, tetapi juga pada budaya organisasi yang mendukungnya. Membentuk budaya yang mendukung penerapan GRC seringkali membutuhkan waktu dan komitmen yang kuat dari seluruh jajaran pimpinan. Pendidikan, pelatihan, dan komunikasi yang konsisten adalah kunci dalam menciptakan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya GRC di semua level organisasi. - Komitmen di level pimpinan
Dukungan dari pimpinan perusahaan adalah faktor penentu dalam keberhasilan penerapan GRC. Tanpa adanya komitmen dari level atas, inisiatif GRC sering kali hanya menjadi kebijakan yang berjalan secara parsial dan tidak menyeluruh. Pimpinan perlu menunjukkan kepemimpinan yang jelas, menetapkan tujuan, dan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk implementasi GRC yang efektif. - Keterbatasan sumber daya
Perusahaan, terutama yang lebih kecil, seringkali dihadapkan pada keterbatasan dalam hal anggaran dan tenaga kerja untuk mendukung penerapan GRC. Hal ini dapat memperlambat penerapan GRC secara optimal. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengevaluasi dan mengalokasikan sumber daya dengan bijak untuk memaksimalkan keberhasilan penerapan GRC. - Resistensi perusahaan
Penerapan GRC sering kali bertemu dengan resistensi dari berbagai pihak dalam perusahaan. Perubahan dalam proses kerja, sistem, dan budaya organisasi dapat menimbulkan kecemasan dan perlawanan, yang jika tidak dikelola dengan baik, dapat menghambat keberhasilan implementasi. Oleh karena itu, komunikasi yang transparan, partisipasi aktif, dan pelibatan seluruh karyawan menjadi penting dalam mengatasi resistensi ini. - Meningkatnya ancaman serangan siber
Serangan siber terus menjadi ancaman yang sangat nyata bagi perusahaan di seluruh dunia. Seiring berkembangnya teknologi dan semakin kompleksnya ancaman yang ada, perusahaan harus memiliki sistem GRC yang dapat mengidentifikasi, memitigasi, dan merespons ancaman siber dengan cepat dan efektif.
Baca juga : 7 Syarat Penting Pemilihan Software GRC Terintegrasi
5 Inovasi dan Teknologi dalam GRC
Kemudian, senior consultant itu juga mengungkapkan, Inovasi teknologi membawa dampak yang besar dalam meningkatkan efektivitas GRC, terutama dalam mendeteksi risiko secara lebih cepat, mengotomatiskan proses mitigasi, dan meningkatkan pengawasan. Dengan adanya teknologi canggih, perusahaan dapat lebih mudah mengintegrasikan data dan mengelola risiko dalam waktu nyata. Berikut adalah beberapa inovasi teknologi yang berpotensi meningkatkan implementasi GRC:
- Teknologi AI dalam mendeteksi risiko
AI dapat digunakan untuk menganalisis data dalam jumlah besar dan mendeteksi pola yang menunjukkan potensi risiko. Dengan kemampuan untuk mengidentifikasi ancaman secara lebih cepat dan akurat, AI membantu perusahaan dalam mengurangi dampak dari risiko yang mungkin terjadi. AI juga dapat digunakan untuk memprediksi risiko yang akan datang berdasarkan data historis dan tren yang ada. - Pemantauan risiko secara real-time dengan cloud atau IoT
Teknologi cloud dan Internet of Things (IoT) memungkinkan pemantauan risiko secara real-time. Dengan alat pemantauan berbasis cloud, perusahaan dapat mengakses data kapan saja dan dari mana saja. Selain itu, IoT memungkinkan pemantauan kondisi fisik dan operasional perusahaan secara langsung, yang sangat berguna dalam mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi secara tiba-tiba. - Otomatisasi proses mitigasi risiko
Otomatisasi membantu mempercepat proses mitigasi risiko dan mengurangi ketergantungan pada intervensi manusia. Teknologi ini dapat mengotomatiskan berbagai proses, mulai dari pelaporan hingga implementasi solusi mitigasi, sehingga lebih efisien dan meminimalisir kesalahan. - Integrasi data
Integrasi data antar sistem yang berbeda memungkinkan perusahaan untuk memiliki gambaran lengkap tentang risiko yang dihadapi. Sistem integrasi data memungkinkan akses yang lebih cepat dan lebih akurat terhadap informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan yang lebih tepat dan lebih cepat. - Meningkatkan keamanan siber
Dengan meningkatnya ancaman siber, teknologi seperti enkripsi canggih dan sistem keamanan berbasis AI memainkan peran penting dalam menjaga integritas dan kerahasiaan data. Keamanan siber yang lebih kuat akan memperkuat fondasi GRC dan membantu perusahaan menghindari kerugian besar akibat serangan siber.
Baca juga : 10 Indikator Keberhasilan Program GRC untuk Transformasi Bisnis Digital
7 Langkah Konkrit Integrasi dan Implementasi GRC
Implementasi GRC yang efektif membutuhkan pendekatan yang terintegrasi di seluruh perusahaan. Hal ini melibatkan perencanaan strategis, keterlibatan pimpinan, dan pengalokasian sumber daya yang tepat. Berikut adalah langkah-langkah yang perlu diambil untuk memastikan integrasi dan implementasi GRC yang sukses:
- Membangun visi dari penerapan GRC yang terintegrasi
Sebelum melaksanakan GRC, perusahaan harus memiliki visi yang jelas tentang bagaimana GRC akan diintegrasikan ke dalam strategi bisnis mereka. Visi ini akan menjadi panduan yang memastikan bahwa seluruh bagian organisasi bergerak ke arah yang sama dalam mengelola risiko dan kepatuhan. - Komitmen dukungan dari pimpinan
Dukungan dari pimpinan sangat penting dalam membangun dasar yang kuat untuk implementasi GRC. Pimpinan harus menunjukkan komitmen mereka melalui kebijakan, penyediaan sumber daya, dan komunikasi yang jelas tentang pentingnya GRC dalam mendukung tujuan perusahaan. - Penilaian kesiapan organisasi
Sebelum meluncurkan inisiatif GRC, perusahaan harus mengevaluasi kesiapan internal, termasuk infrastruktur IT, sumber daya manusia, dan budaya organisasi. Penilaian kesiapan akan membantu dalam merencanakan langkah-langkah yang tepat dalam implementasi GRC. - Penyelarasan tujuan
Setiap elemen dalam penerapan GRC harus selaras dengan tujuan strategis perusahaan. Penyelarasan ini penting untuk memastikan bahwa GRC tidak hanya berfungsi sebagai alat pengelolaan risiko, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian tujuan bisnis jangka panjang. - Integrasi di seluruh lini
GRC harus diterapkan secara menyeluruh di seluruh lini organisasi, mulai dari manajemen hingga staf operasional. Integrasi ini mencakup berbagai aspek seperti risiko, kepatuhan, dan audit, yang saling terkait dan harus dikelola dalam satu sistem yang terhubung. - Otomatisasi proses
Otomatisasi dalam proses GRC akan meningkatkan efisiensi dan mengurangi kemungkinan kesalahan manusia. Dengan teknologi otomatisasi, perusahaan dapat mengelola dan mengurangi risiko lebih cepat dan dengan biaya yang lebih rendah. - Monitoring dan evaluasi berkelanjutan
Implementasi GRC tidak berhenti setelah tahap awal. Monitoring dan evaluasi yang berkelanjutan akan memastikan bahwa sistem GRC tetap relevan dan efektif di tengah perubahan yang terjadi, baik di dalam perusahaan maupun di lingkungan eksternal.
Baca juga : Memahami Konsep Environment, Social, Governance – Governance, Risk and Compliance (ES-GRC)
Keberlanjutan dan ESG dalam GRC
Keberlanjutan (sustainability) dan Environmental, Social, and Governance (ESG) menjadi semakin penting dalam manajemen GRC. Perusahaan tidak hanya dinilai berdasarkan kinerja finansial mereka, tetapi juga dampak yang mereka timbulkan terhadap lingkungan, masyarakat, dan bagaimana mereka mengelola tata kelola perusahaan. Dalam konteks GRC, keberlanjutan dan ESG harus dijadikan bagian integral dari strategi perusahaan.
- Memastikan tata kelola yang kuat untuk keberlanjutan
Tata kelola yang baik adalah dasar untuk memastikan keberlanjutan dalam organisasi. Sebuah sistem GRC yang efektif harus memastikan bahwa perusahaan memenuhi standar tata kelola yang baik, termasuk transparansi dalam laporan ESG, akuntabilitas dalam keputusan bisnis, dan pengelolaan risiko terkait keberlanjutan. Dengan memiliki tata kelola yang kuat, perusahaan dapat menjaga reputasi mereka dan mempertahankan hubungan baik dengan para pemangku kepentingan. - Transparansi dan Akuntabilitas
Transparansi dalam laporan keberlanjutan dan akuntabilitas dalam penerapan kebijakan ESG menjadi kunci bagi perusahaan yang ingin membangun kepercayaan di mata investor, regulator, dan pelanggan. GRC membantu perusahaan memantau dan mengukur kinerja mereka terhadap tujuan keberlanjutan, serta memberikan data yang jelas dan dapat dipercaya untuk laporan tahunan. - Pengawasan Manajemen
Pengawasan yang ketat terhadap implementasi kebijakan ESG dan keberlanjutan memastikan bahwa perusahaan tetap berada di jalur yang benar dalam mencapai tujuan mereka. Ini termasuk penilaian berkelanjutan terhadap praktek-praktek perusahaan dalam hal lingkungan, sosial, dan tata kelola, serta melakukan tindakan perbaikan bila diperlukan untuk memitigasi dampak negatif yang mungkin timbul. - Penyelarasan sistem untuk mencapai keberlanjutan
Untuk mencapai tujuan keberlanjutan, perusahaan harus memastikan bahwa sistem manajemen GRC yang ada saling terintegrasi dengan tujuan ESG. Penyelarasan ini memastikan bahwa keputusan yang diambil tidak hanya mempertimbangkan keuntungan finansial, tetapi juga dampak jangka panjang terhadap lingkungan dan masyarakat. Hal ini akan meningkatkan reputasi perusahaan dan menciptakan nilai jangka panjang.
Baca juga : Ketahanan Bisnis : Peran GRC Terintegrasi Menjadi Kunci Sukses Penerapan ESG
Peningkatan Kepatuhan dan Tata Kelola yang Baik
Peningkatan kepatuhan dan tata kelola yang baik sangat penting untuk mencapai tujuan GRC, yang melibatkan pengelolaan risiko yang efektif dan memenuhi kewajiban hukum yang ada. Kepatuhan yang tinggi membantu perusahaan menjaga integritasnya, sedangkan tata kelola yang baik memastikan bahwa perusahaan dapat beroperasi dengan efisiensi dan akuntabilitas.
- Meningkatkan pemahaman karyawan tentang kepatuhan
Pemahaman yang baik mengenai kepatuhan di seluruh tingkat organisasi adalah hal yang mendasar. Program pelatihan yang terstruktur mengenai peraturan, kebijakan internal, dan prinsip-prinsip kepatuhan yang berlaku akan meningkatkan kesadaran di kalangan karyawan. Hal ini memastikan bahwa seluruh karyawan tahu dan memahami apa yang diharapkan dari mereka terkait kepatuhan. - Membentuk perilaku karyawan
Untuk mencapai kepatuhan yang berkelanjutan, perusahaan perlu mengembangkan budaya di mana kepatuhan bukan hanya dianggap sebagai kewajiban, tetapi juga sebagai bagian dari nilai perusahaan. Membentuk perilaku karyawan yang mendukung kepatuhan melalui insentif, pelatihan, dan pengawasan adalah langkah penting dalam mencapai tujuan GRC. - Meningkatkan kesadaran karyawan tentang risiko kepatuhan
Karyawan harus diajarkan untuk mengenali potensi risiko kepatuhan dalam pekerjaan mereka sehari-hari. Dengan memahami potensi konsekuensi dari ketidakpatuhan, mereka lebih cenderung untuk membuat keputusan yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan. Ini termasuk mengenali tanda-tanda pelanggaran hukum, penipuan, atau potensi kerugian finansial yang bisa terjadi.
Baca juga : Panduan Implementasi GRC Dalam Industri Konstruksi Dan Infrastruktur
Evaluasi dan Monitoring GRC
Metrik atau indikator yang tepat adalah alat yang penting dalam mengevaluasi efektivitas dan kemajuan implementasi GRC. Indikator-indikator ini memberikan wawasan yang dapat membantu perusahaan untuk menilai apakah strategi GRC yang diterapkan sudah berjalan sesuai rencana atau perlu ada penyesuaian.
- Indikator Kepatuhan
Indikator kepatuhan menunjukkan sejauh mana perusahaan mematuhi peraturan yang berlaku. Indikator ini dapat mencakup jumlah pelanggaran hukum atau kebijakan internal yang terjadi, serta tingkat kepatuhan terhadap standar industri. - Jumlah Pelanggaran
Melacak jumlah pelanggaran hukum atau kebijakan yang terjadi dalam perusahaan merupakan cara untuk menilai tingkat risiko yang dihadapi. Menurunnya jumlah pelanggaran bisa menjadi tanda bahwa program kepatuhan berjalan efektif, sementara peningkatan jumlah pelanggaran menandakan bahwa perlu dilakukan evaluasi terhadap kebijakan yang ada. - Indikator Manajemen Risiko
Indikator ini meliputi seberapa baik perusahaan dapat mengidentifikasi, mengelola, dan mengurangi risiko. Ini dapat melibatkan jumlah risiko yang terdeteksi dan ditangani dengan tepat, serta dampak yang ditimbulkan dari risiko yang dikelola. - Indikator Kesadaran Karyawan
Indikator ini mengukur seberapa baik kesadaran karyawan terhadap kebijakan GRC dan prosedur yang ada. Melalui survei atau ujian kesadaran, perusahaan dapat menilai sejauh mana karyawan memahami pentingnya GRC dan bagaimana mereka berperan dalam implementasinya. - Indeks Kepuasan Karyawan melalui Survei
Indeks kepuasan karyawan menjadi indikator penting untuk menilai budaya GRC dalam perusahaan. Karyawan yang puas dengan sistem GRC cenderung lebih termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam mendukung kebijakan yang ada. - Indikator Efisiensi dan Keberlanjutan Proses
Mengukur efisiensi dalam pelaksanaan proses GRC dan dampaknya terhadap keberlanjutan perusahaan juga menjadi indikator penting. Ini meliputi pemantauan proses, biaya, dan dampak jangka panjang dari inisiatif GRC yang diterapkan.
Baca juga : Mengenal Basel III dan Solvency II: Pengertian, Keuntungan, dan Regulasinya
Kolaborasi Multi-Stakeholder dalam GRC
Penerapan GRC yang efektif tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan, baik internal maupun eksternal, sangat penting dalam menciptakan kebijakan dan praktik GRC yang holistik dan dapat diterima oleh semua pihak yang terlibat.
- Mendukung penerapan GRC
Kolaborasi antara departemen, seperti manajemen risiko, kepatuhan, TI, dan audit, diperlukan untuk memastikan bahwa sistem GRC bekerja secara terintegrasi. Selain itu, kolaborasi dengan regulator dan pihak eksternal juga penting dalam menjaga kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku. - Memberikan pandangan atau wawasan yang lebih holistik dalam penerapan GRC
Kolaborasi multi-stakeholder memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan berbagai pandangan yang dapat membantu dalam merumuskan kebijakan GRC yang lebih efektif. Setiap stakeholder memiliki pemahaman dan perspektif yang berbeda, yang dapat digunakan untuk meningkatkan sistem dan proses GRC yang ada.
Baca juga : Memanfaatkan Automation dan AI untuk Peningkatan Proses GRC
Masa Depan GRC dan Adaptasi Perubahan
Menghadapi perubahan yang cepat, perusahaan harus siap untuk beradaptasi dengan perkembangan baru dalam dunia GRC. Teknologi yang terus berkembang dan dinamika regulasi global menuntut perusahaan untuk selalu memperbarui sistem dan proses GRC mereka agar tetap relevan dan efektif.
- Adopsi teknologi untuk otomatisasi proses GRC
Teknologi seperti AI, machine learning, dan otomatisasi alur kerja akan semakin digunakan untuk mempercepat dan menyederhanakan proses GRC. Penggunaan teknologi ini memungkinkan perusahaan untuk mengurangi ketergantungan pada proses manual yang rentan terhadap kesalahan dan meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan risiko. - Integrasi sistem GRC risiko, kepatuhan, dan audit
Di masa depan, perusahaan akan semakin mengintegrasikan berbagai fungsi GRC dalam satu sistem yang terhubung. Hal ini memungkinkan pemantauan yang lebih baik dan pengelolaan risiko yang lebih efektif. Integrasi ini akan membantu perusahaan mendapatkan wawasan yang lebih komprehensif tentang status kepatuhan dan risiko yang dihadapi.
Saran untuk Pemimpin Perusahaan dalam Menerapkan GRC
Penerapan GRC yang sukses memerlukan kepemimpinan yang kuat dan visi yang jelas. Pemimpin perusahaan harus memastikan bahwa GRC menjadi bagian integral dari budaya perusahaan dan dapat mendukung tujuan jangka panjang perusahaan.
- Memastikan integrasi GRC dalam budaya perusahaan
Pemimpin harus memastikan bahwa GRC menjadi bagian dari budaya dan nilai-nilai perusahaan. Ini melibatkan penerapan kebijakan yang mendukung, pelatihan berkelanjutan, dan memastikan bahwa seluruh karyawan berperan aktif dalam menerapkan GRC. - Meningkatkan kesadaran GRC dalam budaya perusahaan
Membangun kesadaran tentang pentingnya GRC di semua level organisasi sangat penting. Pemimpin perusahaan perlu berkomunikasi secara jelas tentang peran GRC dalam mencapai tujuan perusahaan dan melibatkan semua pihak dalam implementasinya. - Implementasi GRC fokus pada keberlanjutan
Pemimpin harus memastikan bahwa implementasi GRC juga memperhatikan aspek keberlanjutan perusahaan. Dengan menempatkan keberlanjutan sebagai salah satu tujuan utama dalam GRC, perusahaan dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat - Kolaborasi dengan pemangku kepentingan
Pemimpin harus mendorong kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk regulator, mitra bisnis, dan komunitas lokal. Kolaborasi ini membantu perusahaan untuk mendapatkan wawasan yang lebih baik, memastikan kepatuhan terhadap peraturan, dan menciptakan solusi inovatif untuk menghadapi tantangan GRC. - Transparansi dalam pelaporan
Transparansi adalah salah satu pilar penting dalam GRC. Pemimpin perlu memastikan bahwa laporan yang disampaikan kepada pemangku kepentingan akurat, jelas, dan mencerminkan keadaan sebenarnya dari perusahaan, termasuk dalam hal risiko, kepatuhan, dan keberlanjutan. - Adaptasi terhadap perubahan regulasi
Peraturan yang terus berkembang menuntut perusahaan untuk tetap fleksibel dan responsif. Pemimpin perlu memastikan bahwa organisasi mereka memiliki sistem yang memungkinkan adaptasi terhadap perubahan regulasi dengan cepat dan efisien. Hal ini mencakup pemantauan regulasi baru, pengelolaan dokumentasi, dan pelatihan karyawan terkait perubahan tersebut.
Kesimpulan
Manajemen GRC merupakan elemen penting dalam mendukung keberlanjutan dan keunggulan kompetitif perusahaan di era modern. Dengan tantangan seperti perubahan regulasi, ancaman siber, dan ketidakpastian geopolitik, penerapan GRC yang strategis menjadi kunci untuk menghadapi risiko sekaligus memanfaatkan peluang. Selain itu, inovasi teknologi, integrasi sistem, dan kolaborasi multi-stakeholder menjadi pilar utama dalam memperkuat implementasi GRC di masa depan.
Pemimpin perusahaan memiliki peran sentral dalam memastikan bahwa GRC tidak hanya menjadi alat untuk kepatuhan, tetapi juga menjadi strategi untuk mencapai keberlanjutan dan efisiensi jangka panjang. Dengan pendekatan yang proaktif dan adaptif, GRC dapat menjadi fondasi yang kuat bagi perusahaan untuk bertahan, tumbuh, dan bersaing di pasar yang terus berubah.