Kebiasaan-Kebiasaan Karyawan yang Membantu Mengurangi Risiko dalam Bisnis Anda

Kebiasaan-Kebiasaan Karyawan yang Membantu Mengurangi Risiko dalam Bisnis Anda

Artikel
Rate this post

Anda tidak perlu berputus asa, karena ada beberapa strategi yang efektif untuk mengurangi risiko dalam bisnis Anda. Mengelola bisnis adalah tugas yang tidak mudah. Terlebih lagi, bisnis selalu melibatkan risiko yang tak bisa dihindari. Saat ini, banyak perusahaan yang menetapkan kriteria-kriteria bagi kandidat pekerja yang ingin mereka rekrut. Hal ini disebabkan karena perusahaan mengaku bahwa mereka kesulitan untuk mendapatkan karyawan yang memiliki kebiasaan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Kebiasaan atau habit merupakan tolak ukur dari tindakan profesional pekerja itu sendiri.  Kebiasaan-kebiasaan ini juga sangat mempengaruhi kinerja dan kualitas SDM yang kemudian berpengaruh pula terhadap manajemen risiko dalam suatu bisnis. Lalu, apa saja kebiasaan karyawan yang dapat membantu mengurangi risiko kerja? Berikut ini merupakan penjelasan nya:

Kebiasaan Karyawan Yang Dapat Membantu Mengurangi Risiko Kerja

 1. Perilaku Disiplin atau Tepat Waktu

Kebiasaan tepat waktu atau biasa disebut on-time. Adalah salah satu kebiasaan yang krusial bagi para pekerja. Belum lagi sikap “molor” atau kebiasaan terlambat sudah sangat melekat bagi masyarakat Indonesia. Lalu bagaimana kebiasaan tepat waktu sangat berpengaruh terhadap manajemen risiko suatu bisnis? Tentu saja sangat berpengaruh, tepat waktu atau tidaknya seorang karyawan tergantung pada komitmen kehidupan mereka atau diri sendiri. Namun, tidak jarang kasus datang terlambat atau tidak tepat waktu paling banyak dipengaruhi oleh kultur perusahaan tersebut. Hal ini kemudian akan mempengaruhi image perusahaan dimana kebiasaan buruk ini sudah menjadi cerminan atau wajah perusahaan tersebut. 

Sebagai contoh, perusahaan A ingin membangun kerja sama dengan perusahaan B. Saat perusahaan A sedang melakukan observasi ke perusahaan B sebelum menjalin kerja sama, perusahaan B tidak menunjukkan adanya kedisiplinan saat rapat negosiasi bersama perusahaan A. Para karyawan terlihat “molor” dari waktu rapat yang sudah ditentukan yang membuat perusahaan A menjadi lost interest. Dalam kondisi ini, kemungkinan yang terjadi adalah perusahaan A akan membatalkan rencana kerja sama dengan perusahaan B. Lalu, hal ini akan berisiko buruk pula dari segi relasi perusahaan B.

Baca juga : Manajemen Risiko dalam Industri Kreatif: Tantangan dan Solusi

2. Komitmen

Salah satu kebiasaan yang dibutuhkan perusahaan adalah komitmen dari para tenaga kerja. Biasanya, perusahaan tidak menginginkan turnover yang tinggi. Perusahaan memerlukan karyawan yang mau bekerja dalam waktu lama. Pertimbangannya, bila karyawan terlalu sering keluar-masuk, biaya yang dibutuhkan untuk mencari dan melatih karyawan baru juga besar. Komitmen karyawan terhadap perusahaan ini juga terkait dengan kesesuaian target atau visi misi perusahaan. Karyawan yang komitmen menandakan kecocokan antara para pekerja dan perusahaannya.

3. Inovatif dan Cepat Tanggap

Kebiasaan selanjutnya adalah sikap cepat tanggap dan inovatif. Inovatif disini selain artinya memberikan ide-ide dan kreatifitas yang berdampak positif bagi perusahaan, juga dapat tanggap untuk mencari solusi terbaik bagi setiap permasalahan. Karyawan harus dapat mengatasi masalah dengan cepat tanggap sebelum masalah tersebut berkembang menjadi risiko yang lebih besar. Mereka harus memahami pentingnya identifikasi dini dan tindakan cepat untuk mengatasi masalah. Jika seorang karyawan dapat mengatasi sebuah masalah dengan cepat tanggap, maka manajemen diri mereka untuk dapat tahan terhadap tekanan kerja juga akan baik.

Baca juga : Risk Management Officer dalam Mengelola Risiko Bisnis

4. Memprioritaskan Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja tidak hanya dirasakan manfaatnya bagi pekerja itu sendiri, namun juga bagi perusahaan. Keuntungan yang didapat oleh perusahaan contohnya seperti proses pekerjaan berjalan secara efektif, fasilitas produksi peralatan kantor terpelihara. Selain itu, jika seorang pekerja memprioritaskan keselamatan mereka, motivasi kerja mereka juga turut meningkat dan kinerja yang diperoleh perusahaan pun lebih baik. 

5. Kompeten dan Profesional

Berkompeten artinya para karyawan harus tahu pekerjaan yang mereka kerjakan dan sadar akan kemampuan yang mereka miliki. Pekerja yang kompeten akan memiliki kredibilitas dan bersikap profesional. Ini sangat dibutuhkan oleh perusahaan demi terciptanya SDM yang baik bagi suatu perusahaan. Seseorang yang berperilaku profesional biasanya akan mengaplikasikan nya kepada rekan kerja, atasan, konsumen, partner bisnis dan lain sebagainya.

6. Menjaga Rahasia dan Privasi Perusahaan

Menjaga rahasia atau informasi sensitif perusahaan sangatlah penting untuk diterapkan sebagai kebiasaan karyawan agar tidak terjadi kebocoran informasi yang akan merugikan perusahaan. Reputasi Anda juga ditentukan oleh seberapa baik Anda dinilai bisa menjaga kepercayaan orang lain, termasuk di dalamnya menjaga rahasia perusahaan. Selain itu, kebiasaan untuk menjaga rahasia dan privasi juga akan berdampak pada kenyamanan lingkungan kerja. Jika banyak gosip berseliweran tak jelas, suasana di lingkungan kerja menjadi tidak sehat. Keberhasilan bisnis pun akan dipertaruhkan bila rahasia atau informasi yang bocor terkait dengan rahasia perusahaan.

7. Pengetahuan Mengenai Produk yang Baik

Karyawan yang memiliki pengetahuan produk yang baik akan dapat menghindari risiko yang terkait dengan produk atau layanan yang mereka jual. Dengan product knowledge yang baik, seseorang dapat menyampaikan informasi yang detail dan akurat pada pelanggan, maka Anda bisa meyakinkan pelanggan dan membuat mereka percaya diri untuk membeli produk Anda.

Baca juga : Pentingnya Manajemen Risiko untuk Memastikan Keberhasilan Investasi

8. Update terhadap Perubahan Industri

Kebiasaan karyawan satu ini akan berdampak baik bagi persaingan industri dari masa ke masa. Jika seorang karyawan paham terhadap perubahan industri, maka mereka juga akan bertindak tepat untuk mengatasi risiko yang terkait. Perusahaan juga bisa menjadi fleksibel dan bisa mengikuti perkembangan zaman.

9. Bersikap Terbuka

Perusahaan juga membutuhkan karyawan yang memiliki kebiasaan untuk ingin tahu dan terbuka terhadap hal-hal baru. Tingkat keingintahuan yang tinggi dan kemauan untuk terbuka berarti karyawan siap untuk belajar, untuk berkembang lebih jauh.

10. Siap Melayani

Kebiasaan siap melayani juga sangat penting di banyak perusahaan terutama perusahaan yang bergerak dibidang jasa. Menempatkan pelanggan pada posisi penting, mendengarkan setiap keluhan, memahami setiap protes dan kritik serta konsisten memberikan pelayanan terbaik meninggalkan kesan yang membekas di hati konsumen atau mitra kerja.

Baca juga : Mengenal Audit Internal Berbasis Risiko Pada Perusahaan

Mengurangi risiko dalam bisnis sangatlah penting bagi seluruh komponen perusahaan. Selain manajemen risiko yang dilakukan oleh pemilik bisnis, karyawan juga dapat membantu dalam mengurangi risiko dengan memiliki kebiasaan positif yang berkaitan dengan perilaku disiplin, komitmen, dan memperhatikan keselamatan kerja. Dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan positif, kinerja perusahaan akan lebih efektif dan berkemungkinan menuju ambang kesuksesan.

 

Layanan Sertifikasi GRC Indonesia

Open chat
Hubungi kami