Risk Based Approach: Memahami Prinsip-prinsip Dasar Manajemen Risiko

Risk Based Approach: Memahami Prinsip-prinsip Dasar Manajemen Risiko

Artikel, Risk
5/5 - (1 vote)

Manajemen risiko adalah suatu pendekatan yang penting dalam dunia bisnis dan organisasi untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola risiko yang mungkin terjadi dalam aktivitas mereka. Risk Based Approach (RBA) adalah salah satu metode yang digunakan dalam manajemen risiko yang bertujuan untuk mengidentifikasi risiko-risiko yang paling signifikan dan mengarahkan sumber daya dengan bijak untuk mengatasi risiko tersebut. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan prinsip-prinsip dasar manajemen risiko dengan pendekatan berbasis risiko dan bagaimana hal ini dapat diterapkan dalam berbagai konteks.

Apa Itu Risk Based Approach (RBA)?

Risk Based Approach (RBA) adalah pendekatan yang digunakan dalam manajemen risiko yang menekankan identifikasi dan prioritisasi risiko berdasarkan dampak dan probabilitasnya. RBA memberikan fokus pada risiko-risiko yang memiliki potensi terbesar untuk mempengaruhi tujuan organisasi dan menciptakan kerangka kerja untuk mengelola risiko-risiko tersebut secara efektif.

Pendekatan berbasis risiko berbeda dari metode manajemen risiko tradisional yang mungkin mencoba untuk menangani semua risiko tanpa mempertimbangkan prioritasnya. RBA mengakui bahwa sumber daya terbatas, dan oleh karena itu, organisasi harus fokus pada risiko-risiko yang paling signifikan.

Baca juga : Risk Register: Komponen dan Manfaat dalam Manajemen Risiko Perusahaan

Prinsip-Prinsip Dasar Manajemen Risiko

Prinsip dasar dalam manajemen risiko adalah panduan yang mendasari pendekatan organisasi dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola risiko. Prinsip-prinsip ini membentuk dasar yang kuat untuk memastikan bahwa manajemen risiko dilakukan secara efektif dan efisien. Berikut adalah prinsip-prinsip dasar manajemen risiko:

  1. Komitmen Pemimpin: Pemimpin organisasi harus mendukung sepenuhnya praktik manajemen risiko. Mereka harus menunjukkan komitmen terhadap keselamatan, kepatuhan, dan perbaikan berkelanjutan. Komitmen pemimpin membentuk dasar untuk budaya keselamatan.
  2. Penilaian Risiko yang Sistematis: Manajemen risiko harus dilakukan dengan cara yang sistematis dan terstruktur. Proses penilaian risiko harus mengikuti kerangka kerja yang jelas dan metode yang terdokumentasi.
  3. Identifikasi Risiko: Semua risiko yang mungkin memengaruhi organisasi harus diidentifikasi. Ini mencakup risiko internal dan eksternal. Identifikasi risiko harus mencakup seluruh aspek aktivitas organisasi.
  4. Evaluasi Risiko: Risiko-risiko yang telah diidentifikasi harus dievaluasi untuk mengukur dampak yang mungkin terjadi jika risiko tersebut terwujud dan probabilitas terjadinya. Evaluasi risiko membantu dalam menentukan risiko-risiko yang paling signifikan.
  5. Pengelolaan Risiko: Setelah risiko-risiko yang signifikan diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah mengembangkan strategi pengelolaan risiko. Ini mencakup merancang tindakan yang akan diambil untuk mengurangi risiko, transfer risiko, atau menerima risiko.
  6. Komunikasi dan Konsultasi: Komunikasi yang efektif tentang risiko dan konsultasi dengan para pemangku kepentingan internal dan eksternal adalah penting dalam manajemen risiko. Ini memastikan bahwa semua pihak yang terlibat memiliki pemahaman yang jelas tentang risiko-risiko yang dihadapi organisasi.
  7. Review dan Perbaikan: Manajemen risiko adalah proses berkelanjutan. Organisasi harus secara teratur meninjau dan memperbarui proses manajemen risiko mereka. Ini termasuk memeriksa efektivitas tindakan yang diambil untuk mengurangi risiko dan memastikan bahwa risiko-risiko yang baru muncul diidentifikasi dan ditangani.

Prinsip-prinsip dasar ini membentuk dasar yang kuat untuk pendekatan manajemen risiko yang efektif. Menerapkan prinsip-prinsip ini membantu organisasi untuk mengelola risiko dengan lebih baik, menjaga keselamatan, memastikan kepatuhan terhadap regulasi, dan mempromosikan budaya kesadaran risiko yang kuat di seluruh organisasi.

Baca juga : Strategi Dan Alat Digunakan Risk Management Officer (RMO) Dalam Mengelola Risiko Bisnis

 

Langkah-langkah dalam Risk Based Approach

Penerapan pendekatan berbasis risiko melibatkan serangkaian langkah yang harus diikuti. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam Risk Based Approach:

  1. Identifikasi Risiko
    Langkah pertama dalam RBA adalah mengidentifikasi semua risiko yang mungkin mempengaruhi organisasi. Ini mencakup risiko internal dan eksternal yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Identifikasi risiko melibatkan berbagai metode, termasuk analisis dokumentasi, wawancara, dan pengumpulan data.
  2. Evaluasi Risiko
    Setelah risiko-risiko diidentifikasi, langkah berikutnya adalah mengevaluasi risiko-risiko tersebut. Ini mencakup mengukur dampak yang mungkin terjadi jika risiko tersebut terwujud, serta probabilitas terjadinya. Evaluasi risiko membantu dalam menentukan risiko-risiko yang paling signifikan.
  3. Prioritasi Risiko
    Setelah evaluasi risiko, risiko-risiko harus diprioritaskan. Ini biasanya dilakukan dengan mempertimbangkan dampak dan probabilitasnya. Risiko-risiko yang memiliki dampak tinggi dan probabilitas tinggi harus menjadi prioritas utama.
  4. Pengembangan Strategi Pengelolaan Risiko
    Setelah risiko-risiko yang paling signifikan diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah mengembangkan strategi pengelolaan risiko. Ini mencakup merancang tindakan yang akan diambil untuk mengurangi risiko, transfer risiko, atau menerima risiko.
  5. Implementasi Tindakan
    Setelah strategi pengelolaan risiko dikembangkan, langkah selanjutnya adalah mengimplementasikannya. Tindakan-tindakan ini dapat melibatkan perubahan dalam proses, penggunaan peralatan pelindung diri (PPE), perubahan dalam kebijakan, atau tindakan lain yang diperlukan.
  6. Monitor dan Pemantauan
    Manajemen risiko adalah proses berkelanjutan. Setelah tindakan-tindakan pengelolaan risiko diimplementasikan, risiko-risiko tersebut dimonitori agar dapat dievaluasi.

Baca juga : Jenis – jenis Key Risk Indicator Untuk Mengamankan Bisnis dalam Industri Halal

Studi Kasus Penerapan Risk Based Approach (RBA) dalam Manajemen Risiko

Sebuah studi kasus nyata tentang penerapan Risk Based Approach (RBA) dalam manajemen risiko dapat memberikan pemahaman yang lebih konkret tentang prinsip-prinsip dasar dalam tindakan. Mari kita lihat contoh studi kasus berikut:

Studi Kasus: Penerapan RBA dalam Industri Perminyakan

Dalam industri perminyakan yang kompleks dan berpotensi berbahaya, penerapan RBA adalah kunci untuk menjaga keselamatan pekerja, melindungi lingkungan, dan memastikan kelangsungan operasional perusahaan. Salah satu perusahaan besar di sektor ini, yang memiliki berbagai fasilitas pengeboran dan produksi minyak di seluruh dunia, memutuskan untuk mengadopsi pendekatan RBA untuk manajemen risiko mereka.

Identifikasi Risiko: Tim manajemen risiko perusahaan memulai dengan mengidentifikasi berbagai risiko yang mungkin dihadapi dalam operasional perminyakan, seperti kebocoran minyak, ledakan, kecelakaan kerja, dan dampak lingkungan. Mereka juga mempertimbangkan faktor-faktor eksternal seperti peraturan lingkungan, fluktuasi harga minyak, dan perubahan geopolitik.

Evaluasi Risiko: Setelah risiko-risiko diidentifikasi, tim manajemen risiko melakukan evaluasi komprehensif. Mereka mempertimbangkan dampak dari setiap risiko, baik dalam hal kerugian finansial, potensi kerusakan lingkungan, maupun bahaya bagi pekerja. Probabilitas terjadinya setiap risiko juga dievaluasi.

Prioritasi Risiko: Dengan data hasil evaluasi, risiko-risiko yang paling signifikan diidentifikasi dan diberikan prioritas. Sebagai contoh, risiko kebocoran minyak dengan dampak besar dan probabilitas sedang dianggap sebagai prioritas utama.

Pengembangan Strategi Pengelolaan Risiko: Perusahaan ini kemudian mengembangkan strategi pengelolaan risiko yang mencakup tindakan konkret untuk mengurangi risiko. Untuk risiko kebocoran minyak, mereka memutuskan untuk memperkuat inspeksi dan pemeliharaan peralatan, melatih pekerja dalam tindakan darurat, dan mengembangkan rencana tanggap bencana yang lebih baik.

Implementasi Tindakan: Tindakan-tindakan pengelolaan risiko diterapkan di seluruh organisasi. Inspeksi rutin peralatan dan instalasi minyak ditingkatkan, dan pekerja dilatih dalam prosedur keselamatan dan tanggap bencana. Selain itu, perusahaan meninjau dan memperbarui rencana darurat mereka secara berkala.

Monitoring dan Pemantauan: Organisasi ini tidak berhenti di tahap implementasi. Mereka terus memantau efektivitas tindakan-tindakan pengelolaan risiko dan melakukan reviu secara berkala. Jika ada perubahan dalam lingkungan bisnis atau risiko-risiko baru muncul, mereka siap untuk menyesuaikan strategi mereka.

Studi kasus ini menunjukkan bagaimana RBA dapat diterapkan dalam industri perminyakan untuk menjaga keselamatan pekerja, melindungi lingkungan, dan memastikan kelangsungan operasional. Dengan mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola risiko berdasarkan dampak dan probabilitas, perusahaan ini dapat fokus pada risiko-risiko yang memiliki potensi terbesar untuk mempengaruhi tujuan mereka, sesuai dengan prinsip-prinsip dasar manajemen risiko.

Baca juga : Apa Itu Pelatihan QRGP (Qualified Risk Governance Profesional)?

Kesimpulan

Penerapan Risk Based Approach (RBA) dalam manajemen risiko telah terbukti menjadi pendekatan yang efektif untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola risiko dengan bijak. Dengan berfokus pada risiko-risiko yang memiliki dampak dan probabilitas terbesar, organisasi dapat mengarahkan sumber daya mereka dengan lebih efisien dan efektif. Prinsip-prinsip dasar manajemen risiko, seperti komitmen pemimpin, penilaian risiko yang sistematis, identifikasi risiko, evaluasi risiko, pengelolaan risiko, komunikasi, konsultasi, serta reviu dan perbaikan berkelanjutan, membentuk dasar kuat bagi penerapan RBA.

Melalui pendekatan ini, organisasi dapat lebih responsif terhadap perubahan dalam lingkungan bisnis dan dapat memitigasi risiko dengan lebih baik. Studi kasus dalam berbagai sektor, seperti industri perminyakan, telah menunjukkan bagaimana RBA dapat membantu melindungi aset, memastikan keselamatan pekerja, serta meminimalkan dampak lingkungan. Penting untuk diingat bahwa manajemen risiko adalah proses berkelanjutan, dan organisasi harus selalu memantau dan mengevaluasi efektivitas strategi mereka serta beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.

Dengan demikian, RBA bukan hanya konsep teoritis, tetapi sebuah alat yang praktis dan penting dalam mengelola risiko dalam lingkungan yang penuh tantangan. Organisasi yang mengambil langkah-langkah untuk mengadopsi RBA dalam manajemen risiko akan lebih mampu menghadapi risiko-risiko yang kompleks dan beragam di dunia bisnis yang terus berubah. Melalui penerapan prinsip-prinsip dasar ini, organisasi dapat menjaga kelangsungan, mencapai tujuan mereka, dan memastikan operasional yang lebih aman dan efisien.

Perluas pengetahuan dan keterampilan Anda dalam pengelolaan risiko dengan mengikuti Pelatihan Qualified Risk Governance Professional kami.  Segera daftar dan jadilah bagian dari komunitas ahli tata kelola risiko yang berkualitas.

 

 

Sumber:

https://qmc.binus.ac.id/2016/05/19/mengenal-prinsip-dasar-manajemen-risiko/

https://repository.crmsindonesia.org/jspui/bitstream/123456789/269/1/RASNI%20ISO%2031000%202011%20%28Verif%20HK%29.pdf

https://www.trulioo.com/blog/compliance/risk-based-approach#:~:text=A%20risk%2Dbased%20approach%20is,on%20the%20level%20of%20risk.

https://www.ibanet.org/Oct-21-risk-based-approach

https://fiubelize.org/risk-based-approach/

 

Open chat
Hubungi kami