Pentingnya Manajemen Risiko untuk Memastikan Keberhasilan Investasi

Pentingnya Manajemen Risiko untuk Memastikan Keberhasilan Investasi

Rate this post

Berinvestasi di bidang apapun akan selalu dibayangi oleh risiko. Bukannya mendapat untung, malah investasi bikin rugi akibat tidak memahami risikonya. Baik itu investasi saham, investasi emas, investasi properti, atau jenis investasi lainnya.

Mengingat risiko tersebut, maka setiap orang yang berinvestasi perlu memahami manajemen risiko investasi. Hal ini penting karena menjadi faktor penentu keberhasilan dalam berinvestasi. Lalu bagaimana manajemen risiko dalam investasi? Simak penjelasan berikut ini:

Apa Itu Manajemen Risiko dalam Investasi?

Manajemen risiko investasi didefinisikan sebagai kerangka dan proses manajemen risiko yang secara spesifik diarahkan pada pengelolaan risiko investasi. Pada konteks perusahaan, hal tersebut terkait dengan pengelolaan risiko capital expenditure (Capex) mulai dari proses pengambilan keputusan sampai dengan pelaksanaan proyek dan utilisasi aset.

Pengembangan kerangka kerja manajemen risiko investasi meliputi komponen proses, indikator dan kriteria risiko investasi. Kemudian proses pemantauan risiko dengan menggunakan performance indicators dan leading indicators/key risk indicators (KRI) yang bisa berfungsi sebagai early warning indicators.

Manajemen risiko investasi meliputi pengelolaan berbagai risiko yang melekat pada proses perencanaan investasi/proyek Capex, pengadaan mitra kerja dan pengadaan proyek, perizinan, hingga proses pelaksanaan proyek. Termasuk pengadaan sumber daya proyek dan pengelolaan hubungan dengan para stakeholders yang bisa berpengaruh pada keberlangsungan proyek. 

Jenis Risiko dalam Investasi dan Cara Mengatasinya

Adanya potensi kerugian menjadi risiko investasi yang bisa menimpa investor. Pada umumnya, risiko terbagi menjadi dua yaitu risiko sistematis (systematic risk) dan risiko tidak sistematis (unsystematic risk). 

Untuk penjelasan lebih lanjut jenis risiko investasi, baca sebagai berikut:

Risiko Investasi Sistematis (Systematic Risk)

Risiko investasi ini  mempengaruhi semua efek serta tidak bisa  dikurangi lewat diversifikasi. 

Berikut yang termasuk risiko sistematis adalah:

  1. Risiko suku bunga; risiko investasi yang timbul akibat fluktuasi suku bunga sehingga mempengaruhi pendapatan investasi.
  2. Risiko inflasi; dinamakan juga risiko daya beli yang artinya peluang arus kas dari investasi punya nilai yang lebih rendah di masa depan akibat adanya perubahan daya beli.
  3. Risiko nilai tukar mata uang (valas); risiko investasi ini terjadi akibat perubahan kurs valuta asing. Contoh saat mata uang domestik sedang melemah
  4. Risiko komoditas; risiko investasi efek adanya perubahan pada harga komoditas tertentu. Biasanya dipengaruhi oleh fluktuasi harga serta permintaan dan penawaran.
  5. Risiko Investasi Non Sistematis (Unsystematic Risk)

Risiko investasi tidak sistematis artinya jenis risiko yang bisa dihindari atau dikendalikan. Risiko investasi ini bisa diatasi dengan membuat portofolio atau melakukan diversifikasi investasi. 

Berikut jenis risiko tidak sistematis yaitu:

  1. Risiko likuiditas; risiko akibat mengalami kesulitan menyediakan uang tunai pada periode tertentu.
  2. Risiko reinvestment; risiko yang bisa terjadi pada penghasilan aset keuangan yang mewajibkan perusahaan melakukan reinvest.
  3. Risiko finansial; risiko berhubungan dengan struktur pendanaan.
  4. Risiko bisnis; risiko berhubungan dengan bisnis perusahaan tempat seseorang berinvestasi.

Cara Mengatasi Risiko Investasi

Risiko dan keuntungan dalam investasi saling berkaitan. Jika return tinggi, maka risiko juga berpeluang lebih tinggi. Sebaliknya, saat return kecil maka risiko yang dihadapi juga ringan. Simak uraian berikut untuk meminimalisir risiko berinvestasi:

  1. Tetapkan Target Investasi

Anda bisa mencari tahu banyak hal sebelum berinvestasi. Termasuk menentukan apa target dalam berinvestasi. Tentukan jangka waktu dalam berinvestasi, jenis risiko, serta risiko yang bisa Anda hadapi.

Misalnya, jika ingin berinvestasi jangka pendek dengan risiko rendah maka bisa memilih reksadana. Kalau sudah paham yang ini baru bisa naik ke level investasi selanjutnya.

  1. Lakukan Pengawasan Rutin

Sebagai orang yang berinvestasi, Anda harus melakukan pengawasan rutin terhadap kondisi terkini investasi Anda. Lakukan monitor pergerakan investasi secara rutin. Hal ini membuat Anda tidak kelewatan kesempatan untuk mendapat untung lebih banyak.

Anda juga bisa mengetahui saat tren investasi sedang turun. Intinya Anda harus tahu dinamika investasi untuk meminimalisir risiko.

  1. Waspadai Penipuan

Banyak sekali orang menjadi korban investasi bodong. Anda harus mengetahui lembaga keuangan yang dipilih memiliki legalitas yang jelas sebelum berinvestasi. Pastikan perusahaan itu memiliki izin resmi dari Bappebti dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal demikian juga mesti berlaku untuk manajer investasi, Bank Kustodian, dan agen penjualan.

Pelatihan Manajemen Risiko Berdasarkan ISO 31000 (1)

Strategi Manajemen Risiko dalam Berinvestasi

Manajemen risiko investasi merupakan proses mengenal risiko apa saja yang terkandung pada suatu aset investasi kemudian mengontrolnya dengan strategi terbaik. 

Seorang investor harus mampu membedakan risiko mana yang bisa dikendalikan dan yang tidak bisa dikendalikan. Selanjutnya meminimalkan potensi risiko-risiko dalam portofolio aset.

Berikut 4 langkah yang harus dilakukan dalam manajemen risiko investasi, sebagai berikut:

  1. Mengetahui risiko apa saja yang bisa terjadi dalam suatu aset investasi.
  2. Mengetahui alternatif apa saja yang bisa diambil untuk mengendalikan risiko-risiko dalam investasi.
  3. Menetapkan strategi rencana pengendalian risiko investasi.
  4. Menyusun rencana kontrol risiko tersebut selama Anda berinvestasi pada aset-aset pilihan.

Terdapat sejumlah strategi untuk mengontrol risiko investasi. Teknik manajemen risiko investasi yang biasa digunakan antara lain mempelajari seluk-beluk aset sebelum berinvestasi, diversifikasi portofolio, dan dollar-cost averaging (DCA).

DCA maksudnya investor berkomitmen untuk berinvestasi dalam nominal tertentu secara rutin dengan tujuan mengoleksi saham blue chip dengan harga rata-rata terbaik untuk jangka panjang.

Baca juga:

Contoh Sukses Manajemen Risiko dalam Investasi

Investasi memiliki sejumlah risiko yang harus bisa dihadapi dengan manajemen yang baik. Berikut contoh kasus risiko investasi dan bagaimana cara mengatasinya:

  1. Fluktuasi Tinggi

Diantara risiko investasi cryptocurrency dan saham yang paling utama adalah fluktuasi nilai yang  tinggi, meskipun return yang diperoleh bisa tinggi juga. Contoh,  harga bitcoin yang berubah secara signifikan dalam waktu relatif singkat.

Pada tanggal 19 Juli 2021, harga bitcoin berada di kisaran  Rp462 juta. Sedangkan pada 19 Juni 2022, harga bitcoin berada di sekitar Rp520 juta. Jika dilihat secara keseluruhan, harga bitcoin mengalami peningkatan hingga 240 persen dibandingkan tahun lalu. 

Oleh karena itu fluktuasi memiliki dampak positif dan negatif asalkan bisa melihat celah secara tepat.

Anda wajib mengamati pasar secara cermat dan mengikuti perkembangan berita terbaru mengenai cryptocurrency maupun aset-aset lainnya untuk menghindari kerugian. Strategi  lainnya adalah dengan menggunakan teknik Dollar Cost Averaging sehingga meminimalisasi risiko kerugian akibat FOMO maupun tekanan psikologi trading.

  1. Serangan Siber

Serangan siber bisa terjadi pada aset investasi,  terutama karena hampir semua investasi saat ini menggunakan sistem digital. Dikutip dari Kontan, 1 dari 4 serangan siber (25,3%) terjadi di sektor keuangan selama masa pandemi. 

Contoh kasus risiko investasi ini tentu sudah menjadi catatan sendiri bagi pemerintah untuk memberikan keamanan terbaik bagi para investor. Aplikasi seperti harus menyediakan berbagai fitur keamanan seperti PIN, 2FA Google Authenticator, fingerprint hingga Face ID untuk membuat transaksi lebih aman dan nyaman.

  1. Penipuan Berkedok Investasi

Penipuan berkedok investasi kadang dibuat oleh pihak yang mencari keuntungan dengan curang. Dikutip dari CNN Indonesia, salah satu kasus risiko investasi kripto yang pernah terjadi adalah EDCCash dengan skema piramida yang menjanjikan keuntungan atau bonus pada orang-orang yang berhasil mendapatkan anggota baru.

Kemudian, pada tanggal 22 April 2021, EDCCash sudah ditetapkan sebagai tersangka penipuan dan penggelapan uang oleh Bareskrim Polri. Untuk mengantisipasi  kejadian serupa itu, Anda harus memastikan bahwa aset kripto yang Anda investasikan ada di daftar resmi 229 jenis aset kripto yang diakui BAPPEBTI.

 

Training QRMP

Open chat
Hubungi kami