Langkah-langkah Proses Manajemen Risiko

Langkah-langkah Proses Manajemen Risiko

Artikel
5/5 - (8 votes)

Manajemen risiko berfungsi menjaga perusahaan atau bisnis baik karyawan dan reputasi perusahaan dari masalah yang kemungkinan akan terjadi. Bagaimana pun, risiko itu tidak dapat dihindari dan seiring berjalannya waktu pasti akan terjadi.

Manajemen risiko penting dilakukan oleh perusahaan karena bisa memberi panduan tentang ancaman di lingkungan operasi sehingga memungkinkan untuk mengurangi risiko terlebih dahulu. Oleh karena itu, perusahaan perlu memiliki langkah-langkah menghadapi risiko yang berpotensi terjadi.

Tidak adanya manajemen risiko akan memberikan dampak yang buruk. Bisnis akan menghadapi kerugian besar karena mereka akan dibutakan dengan risiko yang bakal terjadi.

Apa itu Manajemen Risiko?

Sebelum mengetahui tahapan manajemen risiko, perlu dipahami terlebih dahulu apa itu manajemen risiko. Manajemen risiko merupakan unsur sangat penting untuk membantu perusahaan mengidentifikasi, mengevaluasi, melacak, dan meningkatkan proses mitigasi risiko di lingkungan bisnis.

Manajemen risiko dipraktekkan oleh perusahaan dari semua ukuran baik usaha kecil mau pun perusahaan besar. Lewat manajemen risiko perusahaan ingin memastikan agar stabilitas tetap terjaga saat mereka tumbuh. Tidak mengetahui tentang risiko dapat mempengaruhi bisnis hingga mengakibatkan kerugian perusahaan.

Perusahaan yang tidak menyadari risiko persaingan misalnya dapat mengakibatkan hilangnya pangsa pasar, tidak menyadari risiko keuangan dapat mengakibatkan kerugian finansial, tidak menyadari risiko keselamatan dapat mengakibatkan kecelakaan, dan masih banyak yang lainnya.

Perusahaan biasanya memiliki sumber daya untuk mengurus manajemen risiko. Bagi perusahaan kecil bisa memiliki satu manajer risiko atau tim kecil. Sementara perusahaan besar biasanya memiliki departemen manajemen risiko.

Orang yang bekerja di domain manajemen risiko memantau organisasi dan lingkungannya. Mereka melihat proses bisnis yang berjalan dalam organisasi dan mereka melihat faktor eksternal yang dapat mempengaruhi organisasi dengan berbagai cara.

Baca juga: Contoh Kasus Manajemen Risiko dan Analisisnya

Pentingnya Manajemen Risiko

Perusahaan yang dapat memprediksi risiko akan selalu mendapat keuntungan. Misalnya, perusahaan yang memprediksi risiko keuangan akan membatasi investasinya dan fokus pada penguatan keuangan. Selain itu, sebuah bisnis yang dapat menilai dampak dari risiko keselamatan bisa merancang cara yang aman untuk bekerja sehingga menjadi unggul dibadingkan kompetitor.

Jika menganggap dunia bisnis sebagai arena pacuan kuda, maka risikonya akan ada lubang yang harus dihindari oleh setiap bisnis di lapangan untuk bisa memenangkan perlombaan. Manajemen risiko merupakan proses mengidentifikasi semua lubang, menilai kedalamannya untuk memahami seberapa merusaknya, dan kemudian menyiapkan strategi untuk menghindari kerusakan. Lubang kecil mungkin hanya mengharuskan bisnis untuk melambat sementara lubang besar akan mengharuskan bisnis untuk menghindarinya sepenuhnya.

Mengetahui tingkat keparahan risiko dan kemungkinan adanya risiko membantu perusahaan mengalokasikan sumber daya secara efektif. Jika bisnis memahami risiko yang mempengaruhi mereka, maka mereka akan tahu risiko mana yang paling membutuhkan perhatian dan sumber daya dan mana yang dapat diabaikan oleh perusahaan. Manajemen risiko memungkinkan bisnis untuk mengambil tindakan secara proaktif untuk mengurangi kerentanan sebelum kerusakan besar terjadi.

Baca juga: Peran Manajemen Risiko dalam Mendukung Praktik Good Corporate Governance (GCG) yang Efektif

Langkah-langkah Manajemen Risiko

Proses manajemen risiko merupakan kerangka kerja untuk tindakan yang perlu diambil. Ada bermacam-macam jenis strategi manajemen risiko dan solusi yang dapat diterapkan perusahaan untuk berbagai jenis risiko.

Ada lima langkah dasar yang diambil untuk mengelola risiko. Langkah-langkah ini disebut sebagai proses manajemen risiko. Dimulai dengan mengidentifikasi risiko, menganalisis risiko, kemudian penilaian risiko, solusi yang diterapkan, dan terakhir pemantauan risiko.

Dalam sistem manual, setiap langkah yang dilakukan melibatkan banyak dokumentasi dan administrasi. Untuk mengetahui lebih lengkap, berikut penjelasan lima langkah penting dari proses manajemen risiko:

1. Identifikasi Risiko

Langkah pertama dalam proses manajemen risiko yaitu mengidentifikasi risiko yang dihadapi bisnis dalam lingkungan operasinya. Ada banyak jenis risiko yang berbeda, yaitu:

  • Risiko hukum
  • Risiko lingkungan
  • Risiko pasar
  • Risiko regulasi dll

Perusahaan penting untuk melakukan identifikasi sebanyak mungkin faktor risiko yang bisa muncul. Dalam lingkungan yang menggunakan alat manual, risiko ini dicatat secara manual. Sementara, jika organisasi memiliki solusi manajemen risiko yang digunakan, semua informasi ini dapat dimasukkan langsung ke dalam sistem.

Keuntungan dari pendekatan ini adalah bahwa risiko ini sekarang dapat dilihat oleh setiap pemangku kepentingan dalam organisasi yang memiliki akses ke sistem. Alih-alih informasi penting ini dikunci dalam laporan yang harus diminta melalui email, siapa pun yang ingin melihat risiko mana yang telah diidentifikasi dapat mengakses informasi dalam sistem manajemen risiko.

2. Analisis Risikonya

Setelah melakukan identifikasi risiko, maka selanjutnya dilakukan analisis. Ruang lingkup risiko harus ditentukan. Penting juga untuk memahami hubungan antara risiko dan berbagai faktor yang ada dalam organisasi. Kemudian untuk menentukan tingkat keparahan dan keseriusan risiko perlu dilihat seberapa banyak fungsi bisnis yang dipengaruhi oleh risiko tersebut.

Ada risiko yang dapat membuat seluruh bisnis terhenti jika itu terjadi, namun ada risiko yang hanya menimbulkan ketidaknyamanan kecil saja berdasarkan analisis yang dilakukan.

Dalam lingkungan manajemen risiko manual, analisis ini harus dilakukan secara manual. Ketika solusi manajemen risiko diterapkan, salah satu langkah dasar yang paling penting adalah memetakan risiko ke berbagai dokumen, kebijakan, prosedur, dan proses bisnis. Ini berarti bahwa sistem sudah memiliki kerangka kerja manajemen risiko yang dipetakan. Hasilnya nanti dapat menjadi bahan untuk mengevaluasi risiko dan memberi tahu efek dari setiap risiko.

3. Penilaian Risiko

Setelah dilakukan analis, selanjutnya risiko perlu diberi penilaian sehingga dapat diberi peringkat untuk mengetahui mana yang diprioritaskan. Sebab sebagian besar solusi manajemen risiko memiliki kategori risiko yang berbeda, tergantung pada tingkat keparahan risikonya.

Sebuah risiko yang dapat menimbulkan beberapa ketidaknyamanan maka akan dinilai sebagai risiko rendah. Sementara hal yang dapat mengakibatkan kerugian hingga bencana akan dinilai sebagai risiko tinggi.

Penting bagi perusahaan untuk membuat peringkat risiko karena memungkinkan untuk mendapatkan pandangan secara menyeluruh. Bisnis mungkin rentan terhadap beberapa risiko tingkat rendah, tetapi mungkin tidak memerlukan intervensi manajemen atas. Di sisi lain, hanya satu dari risiko berperingkat tertinggi yang memerlukan intervensi segera mungkin.

Ada dua jenis penilaian risiko, yaitu penilaian risiko kualitatif dan penilaian risiko kuantitatif. Berikut penjelasan lebih lengkap:

  • Penilaian Risiko Kualitatif
    Penilaian risiko pada dasarnya bersifat kualitatif. Perusahaan dapat memperoleh sebagian ukuran dari risiko, namun sebagian besar risiko tidak dapat diukur. Misalnya, risiko perubahan iklim yang menjadi fokus bisnis tidak dapat diukur secara keseluruhan, dan hanya aspek yang berbeda yang dapat diukur.Perlu ada cara untuk melakukan penilaian risiko kualitatif sambil tetap memastikan objektivitas dan standarisasi dalam penilaian di seluruh perusahaan.
  • Penilaian Risiko Kuantitatif
    Risiko terkait keuangan paling baik dinilai melalui penilaian risiko kuantitatif. Penilaian risiko seperti itu sangat umum di sektor keuangan karena sektor berurusan dengan angka, apakah angka itu adalah uang, metrik, suku bunga, atau titik data lain yang penting untuk penilaian risiko di sektor keuangan.Penilaian risiko kuantitatif lebih mudah untuk diotomatisasi daripada penilaian risiko kualitatif dan umumnya dianggap lebih objektif.
4. Solusi yang Diterapkan

Setiap risiko perlu dihilangkan atau diminimalisir sebaik mungkin. Hal ini dilakukan dengan mencarikan solusi setiap risiko dari para ahli di bidangnya.

Dalam lingkungan manual, perusahaan perlu menghubungi setiap pemangku kepentingan dan kemudian mengatur pertemuan sehingga setiap orang dapat berbicara dan mendiskusikan masalah. Selain itu, masalah bisa diskusikan dengan diurai lewat banyak utas email yang berbeda, di berbagai dokumen dan spreadsheet, dan banyak panggilan telepon yang berbeda.

Dalam solusi manajemen risiko, semua pemangku kepentingan terkait dapat dikirimi pemberitahuan dari dalam sistem. Diskusi mengenai risiko dan kemungkinan solusinya dapat dilakukan dari dalam sistem. Manajemen atas juga dapat mengawasi solusi yang disarankan dan kemajuan yang dibuat dalam sistem.

Semua orang bisa mendapatkan pembaruan langsung dari sistem terkait solusi manajemen risiko. Hal ini lebih baik daripada semua orang harus menghubungi satu sama lain untuk mendapatkan pembaruan.

5. Pemantauan Risiko

Selanjutnya, mengontrol alternatif solusi yang dipilih agar berjalan dengan baik. Dengan melakukan kontrol akan membantu perusahaan untuk bisa mengevaluasi jika terjadi kekurangan.

Tidak semua risiko dapat dihilangkan begitu saja dan beberapa risiko akan selalu ada. Contoh risiko yang perlu dipantau secara berkala yaitu risiko pasar dan risiko lingkungan.

Baca juga: Manajemen Risiko dan Regulatory Compliance: Dua Sisi yang Saling Terkait

Pada sistem manual, pemantauan terjadi melalui karyawan perusahaan. Para profesional ini harus memastikan bahwa mereka terus mencermati semua faktor risiko.

Sementara pada lingkungan digital, sistem manajemen risiko memantau seluruh kerangka risiko organisasi. Jika ada faktor atau risiko yang berubah, itu segera terlihat. Komputer juga jauh lebih baik dalam memantau risiko secara terus-menerus daripada manusia. Pemantauan risiko juga memungkinkan bisnis perusahaan tetap berlangsung.

Proses lain untuk mendukung manajemen risiko adalah komunikasi kepada manajemen dan unit-unit kerja perusahaan sehingga setiap individu dalam perusahaan memahami atas kesadaran risiko, budaya risiko, kematangan risiko. Proses komunikasi ini dilaksanakan sebagai upaya untuk mengukur kesiapan organisasi perusahaan dalam mengatasi risiko dan untuk mengevaluasi penerapan manajemen risiko tersebut.

Manajemen risiko diharapkan berfungsi dengan baik di setiap unit kerja, sehingga dapat mendukung penerapan Good Corporate Governance di dalam perusahaan secara keseluruhan. Manajemen risiko pada akhirnya bertujuan untuk mendorong dan mendukung pengembangan, pengelolaan risiko usaha perusahaan dengan penerapan prinsip kehati-hatian, akuntabilitas, dan bertanggung jawab. 



Open chat
Hubungi kami